Senin, 27 Juni 2011

Abu Nawas: Si Pembohong dan Si Jujur

suatu hari, abu nawas diajak oleh teman-temannya pergi ke sebuah hutan yang konon sangat indah. dengan senang hati abu nawas pun menerima ajakan tersebut. sesampainya di tengah jalan, mereka dihadapkan oleh persimpangan. jalan yang akan mereka lewati bercabang ke kanan dan ke kiri. salah satu dari jalan tersebut mengarah ke hutan yang sangat indah, dan yang satunya lagi mengarah ke hutan belantara yang dipenuhi binatang buas.

tak jauh dari persimpangan tersebut ada sebuah rumah yang dihuni oleh dua orang saudara kembar yang tak dapat dibedakan sama sekali. mereka tau ke arah mana jalan yang menuju ke hutan yang indah atau jalan ke hutan belantara. akan tetapi, dua saudara kembar tersebut yang satu suka berbohong dan yang satu lagi berkata jujur. setiap orang yang tersesat boleh bertanya kepada saudara kembar tersebut, tetapi hanya diberi kesempatan satu pertanyaan dan hanya boleh bertemu salah satu dari saudara kembar tersebut. entah akan bertemu dengan yang berkata bohong atau yang berkata jujur. jika bertemu dengan yang berkata jujur, maka beruntunglah ia. tetapi jika bertemu dengan yang berkata bohong, maka naaslah dia karena bisa mendapatkan jawaban yang salah.

abu nawas pun dipercaya oleh teman-temannya untuk pergi bertanya. setelah bertanya, abu nawas kembali ke teman-temannya dan berkata "hutan yang kita tuju je arah kanan". teman-temannya pun heran bagaimana abu nawas yakin dengan omongannya, padahal ia tidak tau apakah si pembohong atau si jujur yang ia temui di rumah tersebut. abu nawas pun menjelaskan kepada teman-temanya. ketika saya bertemu salah satu dari dua saudara kembar di rumah tersebut, yang saya tidak tau si pembohong atau si jujur yang aku hadapi, aku bertanya "jika aku bertanya kepada saudaramu ke arah mana jalan menuju hutan yang indah, ke arah mana yang akan ia beri tau. setelah itu dia menjawab ke arah kiri, jadi jalan yang benar ke hutan yang indah adalah ke arah kanan".

0 komentar:

Posting Komentar